Monday, October 31, 2016

Tips merawat karburator

PD 26 karburator orisinil Honda Tiger

Salam long drain teman - teman, siang ini blogging sekalian nyatet hasil riset dulu soal karburator. Soal karbu ini dah lama saya riset karena si tigor dari awal diadopsi masalahnya selalu di karburator, tanya sana sini nemu informasi macam - macam sampai akhirnya saya tulis di sini. Saya bukan mekanik, bukan lulusan teknik mesin juga, jadi kalau di tanya soal permasalahan di karbu belum tentu saya bisa jawab. Informasi yang akan saya tulis di sini bersumber dari dialog dengan beberapa mekanik, dari yang resmi sampai yang gak resmi, sampai ke seseorang mantan QC di sebuah pabrik merek terkenal di Indonesia. Saya sajikan dalam bentuk tips dan penjelasannya saja, untuk sudut pandang permasalahan akan saya bahas di artikel yang lain
  1. Jangan sering diservis. Kalau tidak bermasalah, jangan dibongkar, karena di setiap pembongkaran beresiko ada bagian dalamnya yang bermasalah, baut baut nya bisa aus. Sebelum memutuskan untuk servis, cek akselerasi dan deselerasi, kalau masih bagus, nggak usah diservis (tapi tetap perlu ganti oli lho ya)
  2. Kalau harus servis, ke bengkel resmi yang mekanik nya tahu cara servis karburator yang betul. Yang betul gimana ? Yang perlu diperhatikan itu karet vakum, karena paling mudah baret, robek dan getas (terutama kalau terkena bensin). Berarti pas baru dilepas, dipegang posisi berdiri supaya bensin nggak tumpah membasahi karet vakum, yang dibuka cuma bagian bensin di bawah dan dibersihkan. Kenapa kalau bukan bengkel resmi ? bengkel pinggir jalan biasa berpengalaman pegang motor 2 tak yang karburator nya nggak pakai karet vakum, cara handle nya beda. Karburator didesain untuk bertahan seumur motor, megapro saya dari 99 karburator nya masih bagus, selalu dipegang oleh bengkel resmi yang tahu cara handle karburator vakum. Nggak semua bengkel resmi bagus, yang mekanik nya sok tahu juga banyak.
  3. Jaga kualitas bensin yang masuk, kalau hobi pakai premium, pasang filter bensin. Kalau biasa kasih bensin non subsidi ke motor nya, urusan ini aman. Bensin yang bagus disamping menjaga kondisi karburator, juga menjaga kebersihan ruang bakar.
  4. Pakai filter udara yang bagus. Sebisa mungkin pakai box filter, filter open model corong masih kurang bersih, kalaupun bersih, abu pembakaran dari ruang bakar bisa keluar lagi dan kalau di filter corong beresiko membuat piston / botol skep baret dan paling parah tabung skep baret dan berakibat motor lambat langsam (gas lambat turun). Kalau pakai filter model busa, diganti sesuai periode nya, ada model filter udara yang tidak boleh disemprot bensin seperti di Scoopy dan Beat. Kalau butuh performance, pakai filter model kawat halus seperti Ferrox.
Sederhana tapi sulit dilakukan, buktinya banyak karburator yang bermasalah setelah 5 tahun. Waktu saya diskusi dengan orang QC soal umur karburator yang cuma 5 tahun, dia langsung tanya "mas, servis di bengkel biasa ya?", nah soal si tigor sih sepertinya pemilik sebelumnya lalai di sana, tapi megapro saya masih sehat karburator nya sampai sekarang, pasti karena mekanik nya betul handlenya. Karburator mahal, orisinil nya Tiger 2 jutaan, lebih baik dijaga dengan baik. Demikian catatan hasil riset saya, semoga bermanfaat.

Saturday, October 29, 2016

Rekomendasi oli untuk motor tua

Si Tigor saat mau minum oli diesel
Malam teman - teman, salam long drain! Saat ini saya mau menuangkan catatan riset saya seharian ini. Saya punya motor tua yang salah satu alasan beli nya untuk mencoba oli sesat (salah dua nya buat obyek hiburan di tengah pekerjaan), membaca diskusi di group LDIC di facebook membuat saya bertanya tanya "oli mana kah yang cocok untuk si tigor ?". Si Tigor sebuah Honda Tiger Revo buatan tahun 2007, masih menggunakan flat tappet, dan kopling basah. Mesin nya masih standar dan sehat walafiat. Nah dari titik itu saya mulai melakukan riset. Di sini saya tidak membahas mengenai kenapa pakai oli mobil dan motor sementara banyak oli motor tersedia, jadi oli long drain yang sudah JASO MA atau JASO MA2 tidak saya pertimbangkan. Kriteria nya sederhana, bisa dipakai minimal 2000 km, melindungi mesin dari kerusakan dan bisa membuat mesin menjadi bersih kalau bisa kinclong tanpa harus turun mesin. Si Tigor sendiri, menurut pengakuan pemilik sebelumnya, selalu memakai oli Shell Helix HX5 yang di ganti setiap 2 bulan (1000 km). Artikel ini berguna untuk semua pemilik motor tua yang pakai flat tappet, kopling basah itu sudah pasti (kalau ada yang pakai kopling kering dan ngaku tua itu cari alasan buat ganti motor atau sedang cari perhatian).

Kita mulai dari flat tappet nya, untuk menjaga kesehatan flat tappet nya, diperlukan kandungan Zync / Seng yang tinggi. Dan Zync ini ternyata mempunyai efek samping untuk mesin mobil yaitu mengurangi umur catalytic converter. Sehingga di API SM kadar nya diturunkan jadi 1000 ppm dari yang biasanya 1200 ppm di API SL, bahkan turun lagi ke 800 ppm di API SN. Jadi kesimpulan sementara kalau mau menjaga kesehatan flat tappet nya API maksimal API SL kalau pakai PCMO. Bagaimana dengan oli diesel ? Ternyata turun juga di API CJ-4 jadi 1000 ppm, jadi kalau mau pakai oli diesel cari yang API nya maksimal API CI-4.

Lalu kita masuk ke kriteria selanjutnya, yaitu kopling basah. Sederhana sekali, cari oli yang tidak ada spesifikasi ILSAC GF-4 dan ILSAC GF-5 karena 2 spesifikasi itu menyaratkan keberadaan aditif yang bisa membuat kopling jadi licin dan selip. Di luar dari itu tinggal tanya tanya di grup saja kalau nemu oli aneh - aneh dan pengin nyoba.

Nah di luar dari itu si Tigor memerlukan oli dengan spesifikasi 20w-50 atau SAE 40 kalau menurut buku manual. Bisa pakai yang lebih encer tapi bunyi nya berisik. Yang masuk nominasi:
  • Mesran Super 20w-50 API SG/CD, kental nya pas, tapi gak bisa bikin mesin bersih, pemakaian di motor cuma sekitar 750-1500 km, lebih dari itu beresiko membentuk sludge. Harga murah, cuma 35 ribu.
  • Prima XP 20w-50 API SJ/CD, sama dengan mesran super, masa drain nya sama tapi harga lebih mahal, sekitar 60 ribu.
  • Meditrans SX 15w-40 API CH-4, rata - rata pemakai MSX ini merasa motor nya nggak enak di 500 km pertama, mesin jadi bersih, sedikit lebih berisik, harga terjangkau cuma 48 ribu pada saat penulisan artikel ini. Pemakaian kurang lebih 2000 km.
  • Pertamina Fastron Diesel 15w-40 API CI-4. enak dari tuangan pertama, mesin berisik, harga 66 ribu. Pemakaian 3750-7500 km.
  • Pertamina Fastron Techno 15w-50 API SL/CF. Kental nya pas, tergoda ada nano guard nya, tapi bisa bikin mesin bersih nggak nya diragukan.
Di luar dari yang disebut di atas masih ada oli - oli lain seperti Shell HX3, Duron XL, dan masih banyak lagi. Untuk saat ini saya condong ke PFT 15w-50 (warna ungu) karena review nya bagus dan API nya cocok, untuk kebersihan mesin mungkin setahun sekali di flush pakai MSX saja cukup.

Terima kasih sudah membaca

Friday, October 28, 2016

Mesin galau di saat hujan mungkin ini penyebabnya

Hari hujan seperti saat ngetik ini mengingatkanku saat saat si Tigor suka galau pas hujan. Pernah ada masanya abis hujan deras dia gak mau di starter, ternyata problem di filter udara nya. Abis ganti merek TDR bisa di starter tapi kalau riding di tengah hujan tetap langsam berkurang. Bahkan pas sudah pakai box filter pun masih ada gejala demikian walau lebih mending daripada pakai filter model cone.

Nah ditambah ditemukan ada sedikit rembesan oli di blok mesin si tigor dan oleh seorang mekanik divonis harus turun mesin ganti paking dan berhubung suara mesin agak berisik disuruh sekalian ganti noken as dan pelatuk nya. Tambah galau dan pusing. Awalnya gak mau perbaiki dulu nunggu lebih parah, nah sempat googling nemu artikel yang bilang kalau paking head bocor juga berefek ke langsam kadang-kadang turun. Akhirnya membulatkan tekad datang ke AHASS Piramida Motor yang di Roxy Mas. Dilihat sekilas sih vonis nya sama, ya sudah masuk ke bengkel deh opname seminggu.



Gak lama sesampainya kantor (naik si Kupi), eh bengkel nelpon bilang "mas, dah dibongkar, yang bocor bukan paking nya tapi seal klep, tapi stok kita kosong, besok baru ada barangnya", sip dah gak jadi keluar uang jutaan. "tapi mas, berisik nya gimana ?" kata mekanik nya "nanti kita cek, kayaknya sih tensioner nya lemah". Waduh , itu tensioner mahal, baru ganti sebulan lalu di sebuah bengkel resmi di seberang kantor. Ya sudahlah, kalau memang bermasalah mending diganti. Singkat cerita seal nya diganti tapi tensioner nya dibiarkan dulu karena mereka nggak punya stok...

Kebetulan saya di grup HTML (Honda Tiger Mailing List) ada yang share jualan spare part ori HGP, YGP dan SGP namanya Crom Motor. Dia terkenal di kaskus spesialis menyediakan spare part ori, saya kontak lah dia. Eh ternyata ngobrol ngobrol, beliau pernah kerja jadi staf QC AHM, dan kondisi langsam suka gak stabil itu juga bisa disebabkan karena o-ring klep bocor atau setelan klep nya nih gak bener. Ya sudah berarti ada kemungkinan dah betul, saya rasakan dulu, kalau masih gak beres ya order o-ring ke beliau karena buat setel klep kudu buka tutup nya khan dan kalau tutup dibuka, o-ring wajib ganti atau resiko oli rembes...
Nota jasa bengkel

Nota suku cadang

Berapa biayanya ?
Servis besar 100.000
Ongkos ganti gasket 19.800
O-ring 35x3 2.000
O-ring 75x2.5 2.500
Oli MPX3 35.000 (Lupa nanya oli dikeluarkan nggak pas proses pasang dan cek, prefer ganti daripada oli kotor masuk lagi)

Lewat seminggu baru ganti tensioner (500.000) dan ongkos pasang (30.000)

O-Ring dah diganti, tensioner dah diganti, sekarang langsam si tigor stabil... suara juga nggak berisik, dia dah sehat walafiat, cuma setelah pakai box filter kok tarikannya berkurang jauh... artikel berikutnya soal review filter Ferrox ya, stay tuned

Friday, October 21, 2016

Review pemakaian oli sesat di Honda Tiger

Saya ada pengakuan dosa dulu, sebetulnya alasan lain saya beli si Tigor ini karena pengin ngincipin oli sesat. Alkisah ada seorang teman kerja yang hobi ngomporin orang buat pakai oli diesel atau oli mobil. Pada saat itu saya sudah punya si Kupi (Scoopy tahun 2014 yang diadopsi karena ada yang mau sponsor beliin karena kasihan lihat saya pakai Megapro tahun 1999). Kenapa kok nggak si Kupi aja yang disuruh minum oli sesat ? Nah waktu itu saya paranoid, belum tahu seluk beluk injeksi jadi gak berani aneh - aneh, walaupun akhirnya pada saat penulisan artikel ini sudah disiapkan Pertamina Fastron Tekno 10w-40 buat dia minum setelah oli Total Matic nya habis masa baktinya.
Sebelum ganti ke PFD

Mesran Super, favorit motor - motor tua
Sebetulnya menurut pemilik sebelumnya, si Tigor ini dah biasa minum Shell Helix 5 15w-40 yang warna kuning itu lho, tapi saya gak yakin betulan Shell Helix atau Shell Advance. Yang jelas mesinnya tergolong awet untuk ukuran Honda Tiger tahun 2007. Menurut mekanik yang ganti rantai keteng nya sih dia yang pertama buka, betul tidaknya hanya si mekanik, pemilik - pemilik sebelumnya dan Tuhan yang tahu.

Waktu pakai Mesran Super, feel nya enak, saya nggak merasa tarikan berat seperti yang orang pada bilang untuk oli - oli dengan kekentalan 20w-50. Bahkan terus terang saya sudah merasa sangat cocok dengan oli ini dan berpikir untuk tidak berpindah ke lain oli. Sampai ada 1 teman yang terus menerus komporin buat pakai oli HDEO. Pemilihan PFD juga dengan pemikiran perlu oli yang bagus yang bisa melindungi mesin di saat starter, karena kemungkinan rusaknya piston dan ring nya justru pada saat starter karena di saat itu piston sedang dalam kondisi kurang pelumasan. Logika pemilihannya begini: Shell Rimula 4X itu ada di level menengah alias cukup melindungi piston di awal starter. Secara harga yang dekat itu Meditrans SX (lebih murah) dan PFD (lebih mahal). Bisa jadi MSX lebih murah karena produk lokal dan bukan import, walaupun tidak menutup kemungkinan Shell beli base oli nya dari Pertamina sehingga otomatis lebih mahal. Di sini saya ragu apakah MSX cukup untuk melindungi piston si Tigor atau tidak. PFD lebih mahal dengan bahan lebih baik, seharusnya di atas R4X, oke lah saya pakai PFD saja. O ya memilih HDEO daripada PCMO juga dengan pertimbangan HDEO lebih bisa membersihkan mesin daripada PCMO, kalo mau tahu alasan pastinya, masuk ke grup ini saja dan tanya - tanya di sana. Penjelasannya panjang lebar kali tinggi deh.
2 bagian dari motor dengan tipe yang sama, yang atas pakai HDEO, yang bawah pakai MCO sesuai anjuran pabrik
Jadi gimana review nya ? PFD enak, awalnya saya nggak merasa bedanya dari Mesran Super, tapi setelah balik ke oli AHM (pas servis klep), PFD memang betul lebih dingin, terasa dari keberadaan udara panas di sekitar betis. Untuk long drainnya, PFD bisa bertahan 3750-7500 di kopling basah. Lama tidaknya tergantung amal ibadah masing - masing seberapa sering kena macet gak nya. Dan PFD enak buat nge gas, kalau kata teman sih tangan kanan jadi perlu disekolahin lagi (biar nggak gas pol melulu).

Review filter udara racing KTC dan TDR


Jadi ceritanya sitigor habis ganti karbu nih buat betulin bensin netes nya. Si mekanik menyaratkan pipa exhaust nya dipotong kalau masih mau pakai box filter, atau berhubung saya keberatan, disuruh pakai filter racing model corong saja. Akhirnya ditebuslah filter racing merek KTC seharga Rp 110.000. Nah pas weekend, kita whatsapp an lah dengan si penjual karbu. Singkat cerita si penjual menyarankan untuk ganti aja filter ke TDR karena kebanyakan filter racing macet pas hujan. Saya konfrontasikan jawaban ini ke si mekanik. Eh si mekanik belain itu filter udara KTC, intinya itu filter cuma pakai kawat dah gak pakai kertas atau kain buat pelapisnya, boleh dicoba dibelah... yah beli mahal mahal mau dibelah, emang duren ? Ya sudah saya percaya aja toh masih musim kemarau (kejadiannya sekitar akhir Juli 2016). Kebetulan baca - baca review KTC juga oke lah

Filter KTC

Selang 2 bulan, mulai lah hujan... dan mulailah masalah. Setelah hujan, sitigor sulit di starter, di starter pun kalau digas langsung mati, berlangsung 15 menit. Di bawa jalan pun setelah jalan 10 menit baru normal enak digas. Langsung deh curiga dengan si filter. Langsung saya buka dan lepas filter nya, tapi baca - baca tanpa filter beresiko mesin hancur dalam seminggu, jadi saya gunting kawat kasa lalu ikat ke karbu nya.
Pakai kawat kasa diikat pakai ikatan nya KTC
 Tapi saya masih ragu dengan kesehatan mesin kondisi seperti itu, saya ikuti saja saran dari si penjual karbu dan ditebuslah filter udara TDR seharga Rp 120.000. Lalu dipasang, gak perlu ada penyetelan karburator karena dasarnya sudah disetel untuk pakai filter racing model corong. Dengan perhitungan, kalau kudu sering - sering servis bisa sama pengeluarannya dengan ongkos pembelian filter udara.

Filter udara TDR
Setelah itu sengaja keluar pas hujan, dan kalau pas abis hujan dicoba jalan - jalan. Hasilnya oke membaik. Habis kena hujan dibawa jalan bisa langsung jalan, gak pakai nunggu 15 menit dulu. Tapi tetap masih ada kekurangannya, tengah - tengah jalan kena hujan tetap motor agak galau... Lebih baik tetap pakai box filter. Nah itu khan jadi masalah di Honda Tiger, ujung pipa exhaust nya didesain buat venturi 26, dah gitu lekukannya juga gak pas, cenderung kurang panjang. Solusinya di artikel selanjutnya ya
Pipa exhaust original Honda Tiger

Jadi kesimpulannya begini review filter udara racing KTC dan TDR:

  • KTC bagus untuk musim kemarau, tapi ada kemungkinan masih pakai serat kain untuk menyaring partikel debu. Buktinya kena air langsung macet.
  • TDR lebih bagus lagi, terbuat dari kawat kasa saja. Efeknya tidak macet kalau terkena hujan, tapi karena air masih masuk di kala hujan, rpm tetap ada penurunan. Solusi sementara nya naikkan langsam di karburator PE 28 nya, toh panjang kenop nya dan besar, bisa diputar dari kondisi duduk di jok motor
  • Filter racing buat racing saja, buat harian kurang bisa diandalkan, pertahankan box filter saja untuk harian
Terima kasih sudah menyimak, ditunggu artikel selanjutnya ya.

Monday, October 17, 2016

Turun mesin berapa ongkosnya ?

Halo teman - teman, 1 bulan setelah servis pertama si Tigor, istri saya bilang "suara Tiger mu dah kayak suara Megapro sebelum dipakai adikmu"... jeder... maksudnya ? sebelum ganti rantai keteng dibandingkan dengan sesudah nih ? eh ternyata betul, mesin agak berisik. Ya sudah biarin aja, mungkin efek ganti ke oli yang lebih encer. Lha suatu hari kok didengerin ada suara kayak mesin jahit ya. Sampai kantor langsung googling deh, aduh macam - macam kemungkinannya. Tambah kuatir aja. Oke kita coba mampir ke bengkel resmi depan kantor...

Sesampainya sana, mas Joko nya lagi makan siang, oke deh tungguin. Nah datang tuh "mas dah lama gak servis ya?" lha bukan mo servis ni mas, saya minta dia dengerin suara motor nya, langsung divonis noken as dan pelatuk kudu ganti 1 set, biaya nya tanya ke ibu. Si ibu ini owner nya, duh gak niat aku datang ke sini. Bilang aja gak ada duitnya... tapi selewat seminggu kudatangi lagi buat nanya estimasi biayanya buat perbandingan dengan bengkel lain


Begini rinciannya:
Jasa overhaul 275
Packing fullset 250
Noken As Ori 300
Pelatuk Ori 500 KW 300
Klep 350
Skir Klep 150

Kalau dilihat ring piston atau piston nya dah jelek sekalian diganti, biayanya:
Piston + Ring 590
Boring dan baut 350 (kalau mau tetap OS 0, kalau naik OS nya kudu korter biaya 125)

Nah di sini ketahuan biaya tetap nya 275 + 250 buat turun mesin (525), kalau motor ngebul nambah Ring dan Piston trus mending ganti boring biar gak usah jetting ulang karbu (590+350=940). Jadi kalau masalahnya cuma ngebul (940+525=1465) tapi kenyataannya bengkel resmi pasti perhatikan semuanya termasuk kondisi noken as dan pelatuk, biasa suka disuruh ganti kanvas kopling dan rantai keteng berikut tonjokannya juga. Kasus saya divonis ganti noken as dan pelatuk saja jadi 525+500+300=1325. Waktunya cari 2nd opinion deh... (dan ternyata betul, di AHASS lain dicek cuma tonjokan tensioner dan o-ring seal klep yang kudu ganti, nanti di artikel selanjutnya ya)

Wednesday, October 12, 2016

Pasang karburator racing PE 28 di Honda Tiger

Karburator Original Tiger

Setelah 2 minggu stress akibat si Tigor yang ternyata suka ngompol, saya mulai mempertimbangkan berbagai pengobatan alternatif:

  1. Beli karburator original baru, harga di Tokopedia berkisar 2-3.5 juta dan saya ragu dengan keasliannya
  2. Cari pelampung dan jarum agak banyak dan coba kombinasi 1 1
  3. Pasang keran vakum Karisma atau Supra 125
  4. Pakai karburator racing PE/PWK/PWL 28
  5. Pakai karburator MegaPro
Yang dibilang karburator racing itu sebetulnya karburator 2 tak (skep), dan desain pengabutan 2 tak dan 4 tak itu beda, 4 tak perlu udara yang lebih banyak. Jadi kalau dipasang apa adanya, pasti nggak akan sempurna. Pengecualian mungkin untuk karburator Superflow yang katanya dah dimodifikasi untuk 4 tak, dan untuk menambah komplikasi nya karburator PE 28 yang katanya sejuta umat itu banyak KW nya, dan perlu kejelian untuk bisa membedakan mana asli dan mana palsu. Duh pusing pala Gundam. Begini caranya maju kena mundur kena.

Keadaan berubah saat nggak sengaja saya lihat iklan di facebook yang refer ke Tokopedia, di iklan itu ditulis soal karburator PE 28 yang sudah disesuaikan dan disettingkan ke motor yang dituju dan dijamin tenaga ngisi dari bawah sampai atas tanpa ngok. Oke sip saya tertarik dan mulai diskusi. Singkat cerita akhirnya saya beli karburator nya, berikut jarum yang bagus dan manipol Scorpio

PE 28

Ternyata masang nya sekalipun plug and play, tetap perlu ada sedikit modifikasi di bagian kabel gas. Sempat soal ini saya hampir dibohongi oleh mekanik, tiger punya 2 keluaran kabel, nah ternyata yang bawah itu cuma potentio, yang dipakai yang atas, itu juga perlu disesuaikan. Si mekanik suruh saya ganti saya punya rumah gas dengan punya dia yang murahan, kalau gak mau dia bilang gak bisa, suruh yang jualnya aja yang pasangin. Saya kontak yang jual, disuruh pakai tali gas vespa, selongsong pakai original nya aja. Eh tahu tahu si mekanik ini langsung potong kabel gas original dan disesuaikan dengan kebutuhan si PE 28. Kabel choke dilepas, kuatir brebet kalau dibiarkan. Okelah setujui aja deh, yang penting jalan dulu. Nah soal filter nih, awalnya disuruh open aja begituan, saya gak mau, akhirnya disuruh nebus filter model corong
Pakai merek KTC
Selesai, lalu dicoba, dari sisi tarikan, emang top, tapi sebetulnya nambah gak banyak dari original nya tapi dengan harga cuma seperempat nya ya sudah lah. Setelah pakai beberapa minggu, baru sadar ada kekurangan lain... bensin nya boros banget 1:18-22, selain itu ada kekurangan dengan pakai filter corong: langsam galau pas hujan! Nanti kita bahas di artikel selanjutnya.


Servis pertama si Tigor

Sehari pun berlalu, si Tigor bahagia sejahtera di rumahnya yang baru. Pagi - pagi dipanaskan dan dibawa jalan ke Indomaret buat beli keperluan sehari - hari, tengah jalan ada berasa aneh sedikit: Gas kecil lewat polisi tidur kok ngempos kayak hilang tenaga. Ya sudah nanti kita rasakan lagi. Saya pun santai di rumah bersiap buat pergi beli sarapan di luar, sebelum berangkat kok ada sriwing - sriwing bau oli ya, wah kacau nih motor kok rada bau. Ya sudah nanti sepulang sarapan deh.

Sepulang sarapan, masuk rumah aduh serumah bau oli, sampai kepala pusing. Oke deh berarti kudu bawa ke bengkel, saya pilih sebuah bengkel resmi di kisaran Jembatan Tiga, yang kemarin berhasil beresin penyakit tahunan MegaPro saya. Sesampainya saya langsung di Tigor dicek sebentar oleh mekanik dan langsung dibawa ke ICU dengan peintah mekanik "rantai keteng, tonjokan tensioner, paking magnit ..." langsung si Tigor dioperasi


Pada saat itu saya masih yakin si Tigor ada di tangan yang tepat, tidak lama si mekanik panggil lalu nunjukin manipol si Tigor "mas, kalau ada uang lebih ini mending diganti, ini harusnya ada pipanya keluar dan dihubungkan ke selang ini buat napas, kalo kayak gini bensin nya suka banjir ke ruang bakar nanti bisa berkerak", ya sudah berhubung sudah niat mau bikin si Tigor sehat total saya setujui, suruh langsung ambil. Total sekitar 1.500.000 untuk rantai keteng, manipol, tonjokan keteng, paking magnit dan 1 paking lagi yang saya lupa namanya. (belakangan saya dikasihtahu oleh bengkel resmi yang di Roxy, itu KW semua sampai ke paking paking nya)

Dan mulailah perjalanan pulang... sudah selesai ? tidak, masalah yang lebih besar timbul! Si Tigor di gas gak mau turun, cepat naik ke 7000 tapi lama sekali turunnya. Kembali lah saya ke bengkel, nunggu sejam karena ada yang lain yang dah ngantri, dan akhirnya saya harus pulang naik busway karena si Togor diwajibkan rawat inap. Sampai hari Selasa masih belum betul juga, dah diisolasi masalahnya di karburator, tapi kok si mekanik ngulang lagi buka tutup blok magnit dan rantai keteng dilepas pasang terus. Duh ni mekanik kayaknya logika nya gak nyampe nih. Ya sudah dimaklumi aja, mungkin dia tipe yang belajar dari pengalaman. Hari Rabu saya bawa karburator dapat beli lewat toko online, ternyata masalahnya sama, akhirnya si mekanik beli karburator seken 1 lagi buat diambil sparepart nya dan dipasang ke karbu 1 nya. Masalah selesai, si Tigor terlihat sehat, lho kok mekanik 1 nya nunjuk nunjuk ke bawah si Tigor? Eh si Tigor ngompol! Bensinnya bocor, nasib nasib. Dicoba dibelikan pelampung, sama saja masih bocor. Kata si mekanik "mas, biarin aja, ntar kalau dah lama ntar baik sendiri, itu pelampung nya baru belum biasa aja". Ya udah manut aja, lha abis libur lebaran kok masih ngompol...

Saya bawa ke bengkel biasa sambil bawa repairkit, kali bisa dibetulin, si mekanik nya bilang jarum pelampung nya bagusan bawaan daripada repair kit, saluran bensin dah dibersihkan, pelampung juga bagus, jadi cuma baut pembuangan yang diganti, gak efek. Ya sudah nanti saya ganti karburator saja daripada pusing terus. Nanti lanjut ke artikel berikutnya soal ganti karburator.

Tuesday, October 11, 2016

Tips memilih motor tua

Teman - teman, di sini saya akan bercerita tentang tips memilih motor tua. Di kalangan penggemar motor, terkadang ada yang lebih suka memakai motor tua karena pajaknya lebih murah dan lebih sreg lihat desain motor tua daripada motor baru yang sekarang rata - rata mirip transformers.



Saya dapat pengalaman ini dari waktu mencari si Tigor, ada banyak kesalahan saya dalam memilih motor. Akan saya list 1 1 cek poin nya.

  1. Lihat fisiknya, sulit cari spare part kalau ada bagian yang rusak, untuk motor populer berusia di bawah 20 tahun sih masih ada kemungkinan ada yang jual spare part kondisi baru nya, kalau misal tidak ada spare part baru nya, coba cek ke pedagang barang bekas. Saya ketemu ada model bisnis di mana si pedagang beli motor bekas lalu dia mutilasi dan dia jual satuan, memang lebih untung sih dengan melakukan itu. Kalau masih tidak dapat, lebih baik tidak usah beli daripada kesal karena barang tidak akan bisa sempurna.
  2. Lihat mesinnya dengan seksama, siapkan tisu atau kain lap, lihat apa ada yang retak, lap sedikit di bagian kotorannya dan dilihat apa itu oli. Cium bau di rongga mesin apa ada bau bensin atau bau oli. Kesalahan saya kemarin menghiraukan bau menyengat dari kisaran mesin yang ternyata oli merembes dari gasket nya. Paking atau gasket yang bocor hanya bisa diperbaiki dengan turun mesin, minimal habis 400 ribu untuk Honda Tiger.
  3. Cek keran bensinnya, kalau selalu di kondisi off, besar kemungkinan bensin bocor. Bensin bocor, masalahnya di karburator, di sisi pelampung, jarum ataupun lubang saluran bensin.
  4. Pasang kunci, sekedar nyalakan saja kontak nya, cek semua lampu apa ada yang mati, jangan terima alasan bahwa lampu nya mati dan belum sempat ganti, bisa jadi itu sesuatu yang terlihat kecil tapi besar di belakangnya. Biasa ada yang mati karena kabel bodi nya konslet, kabel bodi bisa mencapai 500 ribu yang original.
  5. Coba starter pakai electric starter, kalau tidak menyala, masalahnya bisa macam - macam, bisa aki, bisa bendik nya, arangnya, dinamo nya. Di sini saya tidak kena masalah pas beli, tapi pas dibawa jalan setelah dibeli, arang dan dinamo nya hangus, ntah salah di mana. Bahkan akhirnya sampai ke bendik nya pun saya ganti karena konslet dan starter nyala terus.
  6. Sampai di tahap ini mesin menyala, dengarkan suara nya dengan baik. Kebanyakan motor tua ada bunyi kasar sedikit, dicari sumber bunyi di sisi kanan atau kiri, kalau di kiri paling ganti rantai keteng beserta LAT nya (sekitar 1 juta untuk Tiger), yang jadi masalah kalau bunyi nggak cuma di kiri, siapkan uang untuk turun mesin dan ganti Noken As dan Pelatuk nya (kalau di bengkel resmi biasa disuruh ganti 1 set).
  7. Dengarkan suara knalpot nya, apa irama nya konstan atau tidak stabil. Suara knalpot yang tidak enak (tidak ada ritme nya atau ada bunyi seperti honda GL lama menunjukkan ada masalah di karburator)
  8. Cek filter nya, kondisi open filter kah ? box filter masih ada atau tidak ? filter pakai busa, kawat kasa biasa ataupun kawat rapat merek Ferrox ? Kalau open filter dan karburator masih pakai bawaan, siapkan uang untuk minimal ganti karet vakum karburator atau bahkan 1 karburator karena karet vakum sangat mudah robek kalau terkena debu.
  9. Cek karburator nya, apakah pakai karburator 2 tak atau original nya. Kalau karburator 2 tak, harus dicoba di blayer pelan dari bawah ke atas, karena karburator 2 tak beda sistem dengan 4 tak, diperlukan modifikasi tambahan supaya bisa bekerja dengan baik seperti 4 tak. Soal ini akan saya ulas di artikel berikut nya. Kebanyakan cuma bisa memilih mau enak di putaran bawah atau atas, kalau bawah nya enak, atas nya brebet, bawah nya brebet atasnya enak.
  10. Lihat stationer nya, stabil kah ? kalau banyak gerak dengan rentang lebih dari 200 rpm pasti ada masalah ntah di klep atau karburator nya. Di sini saya meremehkan stationer hanya melihat bisa langsam saja dah cukup, ternyata klep bocor berakibat motor suka galau terutama kalau hujan.
  11. Di gas pelan dari idle ke 3000 lalu ke 7000, teruskan sampai 9000 sambil dengarkan suaranya, rasakan ada nggak yang aneh dan perhatikan knalpot nya. Lalu gas cepat ke 9000 keluar asap nggak, kalau keluar warnanya apa. Kalau keluar asap warna hitam, karburator nya bermasalah (kelebihan bensin). Kalau ada asap putih kebiruan, berarti mesin tidak sehat. Turun mesin untuk membetulkan motor ngebul sekitar 3-4 juta kalau Honda Tiger.
  12. O ya pastikan speedometer jalan. Kalau tidak jalan, apapun alasannya, perlu ganti gigi nanas dan kabel nya bisa habis 300 ribu.
  13. Terakhir, wawancara dengan pemakainya, pakai oli apa, ganti oli tiap berapa lama, berapa jarak tempuh per bulan. Motor harian biasa dipakai 500-1000 km per bulan, di atas itu berarti jarak jauh. Tinggal di cross check dengan km nya cocok atau tidak, kalau tidak cocok mungkin ada masanya speedometer mati. Kalau pakai oli standar motor, penggantian maksimal 1500 km, lebih dari itu berakibat motor tidak sehat. Kalau motor biasa diservis di bukan bengkel resmi, siapkan uang lebih buat ganti karburator. Karburator vakum perlu hati - hati dalam perawatannya dan biasa bengkel biasa salah penanganan berakibat karet vakum karburator bermasalah.
Ingat, kebanyakan orang Indonesia hanya jual motor kalau ada masalah, ntah itu masalah di pembayaran atau masalah di mesinnya, jadi kita perlu cari tahu masalahnya dengan baik, penjual akan berusaha menyembunyikan masalahnya, kita perlu gali sedalam - dalamnya. Motor yang dalam kondisi sangat baik pasti dijual dengan harga mahal dan tidak akan buru - buru dijual kecuali penjualnya memang sedang nafsu mau beli motor baru. Kebanyakan masalah ada di:
  1. Kelistrikan (kabel bodi, konslet, aki mati) [1-2 juta]
  2. Karburator (bensin bocor, tidak langsam atau susah langsam) [2 juta original, 500 ribu KW]
  3. Mesin ngebul (ring seher cacat, piston baret) [3-4 juta]
  4. Oli rembes (gasket) [400 ribu]
  5. Speedometer mati [300 ribu]
Selamat mencari

Perkenalan

Pagi teman - teman, di sini saya mau sedikit cerita pengalaman saya bersama si Tigor, mulai dari pencariannya hingga perawatannya. Si Tigor ini seekor Tiger Revo kelahiran tahun 2007.
Si Tigor

Saya sendiri Andre, seorang programmer lulusan Universitas Katolik ParaHyangan, awalnya saya piara sebuah MegaPro tahun 1999 yang sekarang sudah berpindah tangan ke adik saya. Waktu tahun 97 saya mau daftar kuliah, diantar oleh sepupu saya, eh dia naik Tiger tahun awal, langsung deh naksir. Sayangnya orang tua keberatan membelikan saya Tiger, selalu disodorin antara GL Pro atau RX King. Hingga akhirnya dibelikan Honda Megapro tahun 1999 setelah lebaran karena mereka panen besar di bulan puasa. Keinginan akan Tiger ini masih tersimpan di hati, bahkan sampai akhirnya di tahun 2014 Tiger di diskontinu, akhirnya saya kubur dalam - dalam.

Sekitar tahun 2015, saya ngobrol dengan seorang mekanik AHASS di mana di situ saya dapat info kalau spare part Honda lama masih banyak tersedia jadi nggak usah kuatir untuk piara motor lama (informasi yang ternyata nggak 100% betul. Spare part memang banyak tersedia tapi bukan original AHM, ini akan kuceritakan belakangan). Akhirnya saya putuskan untuk mulai mencari, patokannya cuma sekedar cari yang bodi nya bagus, karena mesin bisa dibaguskan tapi bodi yang sulit.

Saya mulai mencari di kaskus dan olx, sempat bertemu dengan penipu yang mengaku seorang dokter yang sedang bertugas di Lampung. Hingga akhirnya bertemu dengan si Tigor, naksir berat dan akhirnya saya putuskan untuk meminangnya dan melanjutkan perawatannya.

Dari kesalahan ketika mencari si Tigor ini saya menyimpulkan demikian:
1. Barang bagus dan barang jelek campur aduk jadi 1
2. Orang jual motor biasa karena ada masalah, jadi siap siap menghadapi masalah, pemilihan bisa mengecilkan masalahnya
3. Siap mental dan uang dalam mencari motor tua, siapkan uang berlebih, patokannya  cek Nilai Jual Kendaraan Bermotor nya. Siapkan uang sejumlah itu dalam membeli motor. Contoh nih Tiger Revo tahun 2007 NJKB nya 11.700.000, saya nebus si Tigor 7.700.000, plus biaya perbaikan dll jatuhnya sama bahkan lebih dari itu karena terjebak bengkel yang salah

Nanti kujelaskan lagi detail poin poin dalam memilih motor bekas atau motor tua